Subscribe For Free Updates!

We'll not spam mate! We promise.

Rabu, 21 Januari 2015

Bunder Jimpret

Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf

Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.
Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...
Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya.
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan.
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik.
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
 
Kondisi masyarakat yang agraris memang sangat tidak menguntungkan saat ini.
Karena disaat biaya bercocok tanam hampir impas dengan hasilnya.
Menjadikan masyarakat di Desaku persis seperti yang di katakan Bang Haji Rhoma Irama dalam salah satu bait syair lagunya yaitu
“Gali Lobang Tutup Lobang”.
Kalau ini terus-menerus terjadi maka yang namanya hidup sejahtera tetap hanya menjadi sebuah angan-angan dan impian.
Apa yang terjadi di daerah tempat aku rasanya cukup mewakili desa-desa di negeri ini.
Kami berharap pihak Penmerintah segera kembali berpikir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.
Mereka miskin bukan karena malas...!!!
Tapi disebabkan tidak adanya peluang dan kesempatan yang memadai untuk mensejahterakan dirinya.
Bagaimana yang terjadi di tanah kelahiran anda tidak jauhkah perbedaannya..???.
Bunder Jimpret Tanah kelahiran yang selalu membawa kenangan dimanapun aku berada...
Tanah kelahiran yang selalu memberi aku inspirasi dan motivasi untuk terus bertahan menjalani hidup ini.
Yang dulu sewaktu kecil memberi pelajaran berharga tentang agama dan bacaan Al-Qur'an.
Itulah sekilas tanah kelahiranku yang selalu membawa kesejukan.


Kondisi masyarakat yang agraris memang sangat tidak menguntungkan saat ini.
Karena disaat biaya bercocok tanam hampir impas dengan hasilnya, menjadikan masyarakat di Desaku persis seperti yang di katakan Bang Haji Rhoma Irama dalam salah satu bait syair lagunya yaitu “ Gali Lobang Tutup Lobang”. 
Kalau ini terus-menerus terjadi maka yang namanya hidup sejahtera tetap hanya menjadi sebuah angan-angan dan impian.
Apa yang terjadi di daerah tempat aku rasanya cukup mewakili desa-desa di negeri ini.
Kami berharap pihak Penmerintah segera kembali berpikir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. 
Mereka miskin bukan karena malas...!!!
Tapi disebabkan tidak adanya peluang dan kesempatan yang memadai untuk mensejahterakan dirinya. 
Bagaimana yang terjadi di tanah kelahiran anda tidak jauhkah perbedaannya..???.
Bunder Jimpret Tanah kelahiran yang selalu membawa kenangan dimanapun aku berada...
Tanah kelahiran yang selalu memberi aku inspirasi dan motivasi untuk terus bertahan menjalani hidup ini.
Yang dulu sewaktu kecil memberi pelajaran berharga tentang agama dan bacaan Al-Qur'an.
Itulah sekilas tanah kelahiranku yang selalu membawa kesejukan. - See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.n3IRRZd2.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.n3IRRZd2.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.n3IRRZd2.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
Kondisi masyarakat yang agraris memang sangat tidak menguntungkan saat ini.
Karena disaat biaya bercocok tanam hampir impas dengan hasilnya, menjadikan masyarakat di Desaku persis seperti yang di katakan Bang Haji Rhoma Irama dalam salah satu bait syair lagunya yaitu “ Gali Lobang Tutup Lobang”. 
Kalau ini terus-menerus terjadi maka yang namanya hidup sejahtera tetap hanya menjadi sebuah angan-angan dan impian.
Apa yang terjadi di daerah tempat aku rasanya cukup mewakili desa-desa di negeri ini.
Kami berharap pihak Penmerintah segera kembali berpikir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. 
Mereka miskin bukan karena malas...!!!
Tapi disebabkan tidak adanya peluang dan kesempatan yang memadai untuk mensejahterakan dirinya. 
Bagaimana yang terjadi di tanah kelahiran anda tidak jauhkah perbedaannya..???.
Bunder Jimpret Tanah kelahiran yang selalu membawa kenangan dimanapun aku berada...
Tanah kelahiran yang selalu memberi aku inspirasi dan motivasi untuk terus bertahan menjalani hidup ini.
Yang dulu sewaktu kecil memberi pelajaran berharga tentang agama dan bacaan Al-Qur'an.
Itulah sekilas tanah kelahiranku yang selalu membawa kesejukan.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
Kondisi masyarakat yang agraris memang sangat tidak menguntungkan saat ini.
Karena disaat biaya bercocok tanam hampir impas dengan hasilnya, menjadikan masyarakat di Desaku persis seperti yang di katakan Bang Haji Rhoma Irama dalam salah satu bait syair lagunya yaitu “ Gali Lobang Tutup Lobang”. 
Kalau ini terus-menerus terjadi maka yang namanya hidup sejahtera tetap hanya menjadi sebuah angan-angan dan impian.
Apa yang terjadi di daerah tempat aku rasanya cukup mewakili desa-desa di negeri ini.
Kami berharap pihak Penmerintah segera kembali berpikir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. 
Mereka miskin bukan karena malas...!!!
Tapi disebabkan tidak adanya peluang dan kesempatan yang memadai untuk mensejahterakan dirinya. 
Bagaimana yang terjadi di tanah kelahiran anda tidak jauhkah perbedaannya..???.
Bunder Jimpret Tanah kelahiran yang selalu membawa kenangan dimanapun aku berada...
Tanah kelahiran yang selalu memberi aku inspirasi dan motivasi untuk terus bertahan menjalani hidup ini.
Yang dulu sewaktu kecil memberi pelajaran berharga tentang agama dan bacaan Al-Qur'an.
Itulah sekilas tanah kelahiranku yang selalu membawa kesejukan.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
Kondisi masyarakat yang agraris memang sangat tidak menguntungkan saat ini.
Karena disaat biaya bercocok tanam hampir impas dengan hasilnya, menjadikan masyarakat di Desaku persis seperti yang di katakan Bang Haji Rhoma Irama dalam salah satu bait syair lagunya yaitu “ Gali Lobang Tutup Lobang”. 
Kalau ini terus-menerus terjadi maka yang namanya hidup sejahtera tetap hanya menjadi sebuah angan-angan dan impian.
Apa yang terjadi di daerah tempat aku rasanya cukup mewakili desa-desa di negeri ini.
Kami berharap pihak Penmerintah segera kembali berpikir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. 
Mereka miskin bukan karena malas...!!!
Tapi disebabkan tidak adanya peluang dan kesempatan yang memadai untuk mensejahterakan dirinya. 
Bagaimana yang terjadi di tanah kelahiran anda tidak jauhkah perbedaannya..???.
Bunder Jimpret Tanah kelahiran yang selalu membawa kenangan dimanapun aku berada...
Tanah kelahiran yang selalu memberi aku inspirasi dan motivasi untuk terus bertahan menjalani hidup ini.
Yang dulu sewaktu kecil memberi pelajaran berharga tentang agama dan bacaan Al-Qur'an.
Itulah sekilas tanah kelahiranku yang selalu membawa kesejukan.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
Kondisi masyarakat yang agraris memang sangat tidak menguntungkan saat ini.
Karena disaat biaya bercocok tanam hampir impas dengan hasilnya, menjadikan masyarakat di Desaku persis seperti yang di katakan Bang Haji Rhoma Irama dalam salah satu bait syair lagunya yaitu “ Gali Lobang Tutup Lobang”. 
Kalau ini terus-menerus terjadi maka yang namanya hidup sejahtera tetap hanya menjadi sebuah angan-angan dan impian.
Apa yang terjadi di daerah tempat aku rasanya cukup mewakili desa-desa di negeri ini.
Kami berharap pihak Penmerintah segera kembali berpikir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. 
Mereka miskin bukan karena malas...!!!
Tapi disebabkan tidak adanya peluang dan kesempatan yang memadai untuk mensejahterakan dirinya. 
Bagaimana yang terjadi di tanah kelahiran anda tidak jauhkah perbedaannya..???.
Bunder Jimpret Tanah kelahiran yang selalu membawa kenangan dimanapun aku berada...
Tanah kelahiran yang selalu memberi aku inspirasi dan motivasi untuk terus bertahan menjalani hidup ini.
Yang dulu sewaktu kecil memberi pelajaran berharga tentang agama dan bacaan Al-Qur'an.
Itulah sekilas tanah kelahiranku yang selalu membawa kesejukan.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
Kondisi masyarakat yang agraris memang sangat tidak menguntungkan saat ini.
Karena disaat biaya bercocok tanam hampir impas dengan hasilnya, menjadikan masyarakat di Desaku persis seperti yang di katakan Bang Haji Rhoma Irama dalam salah satu bait syair lagunya yaitu “ Gali Lobang Tutup Lobang”. 
Kalau ini terus-menerus terjadi maka yang namanya hidup sejahtera tetap hanya menjadi sebuah angan-angan dan impian.
Apa yang terjadi di daerah tempat aku rasanya cukup mewakili desa-desa di negeri ini.
Kami berharap pihak Penmerintah segera kembali berpikir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. 
Mereka miskin bukan karena malas...!!!
Tapi disebabkan tidak adanya peluang dan kesempatan yang memadai untuk mensejahterakan dirinya. 
Bagaimana yang terjadi di tanah kelahiran anda tidak jauhkah perbedaannya..???.
Bunder Jimpret Tanah kelahiran yang selalu membawa kenangan dimanapun aku berada...
Tanah kelahiran yang selalu memberi aku inspirasi dan motivasi untuk terus bertahan menjalani hidup ini.
Yang dulu sewaktu kecil memberi pelajaran berharga tentang agama dan bacaan Al-Qur'an.
Itulah sekilas tanah kelahiranku yang selalu membawa kesejukan.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf
Sudah lama aku pengen banget nulis tentang profil dari tanah kelahiranku yaitu desa Bunder.
Desa Bunder.
Adalah sebuah desa di Kecamatan Widasari Kabupaten Indramayu, Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Desaku ini letaknya 3 KM dari Kecamatan Widasari atau persisnya dari Jalur Pantura Indramayu, Jawa Barat.

Entah kenapa nama desaku (Bunder) di masyarakat di sekitar Kabupaten Indramayu tidak begitu di kenal...???
Justru nama panggilan Jimpret lah nama desaku lebih kesohornya.
Aku sendiri tak tau, kenapa bisa begitu..??
Walau apapun namanya tetap aku cinta.
Kita lupakan tentang nama desaku...


Aku seringkali berpikir ketika melihat di sekeliling desaku, apabila aku mengamati sungguh perkembangan yang ada begitu lambatnya. 
Infrastruktur Jalan  yang tak kunjung membaik konon penyebabnya struktur tanah yang labil dan tingkat ekonomi masyarakatnya yang nyaris sama dari tahun ke tahun.
Alhamdulillah semenjak tahun 2008 Insfrastruktur menuju Kecamatan sudah mulai di beton.
Aku sempat berandai-andai kalau saja uang yang dicuri oleh pencuri berdasi seperti kasus Gayus itu digunakan untuk membangun perekonomian di desa-desa pastilah lain ceritanya.
Masyarakat yang menyandarkan hidupnya di kampung sangat jelas terlihat stagnan dari segi ekonominya.
Tapi bagi sebagian yang mencoba peruntungannya di luar kampung halaman terlihat sedikit lebih mapan. 
Biasanya yang mencoba mengais rejeki di luar seperti menjadi TKI, merantau di kota-kota besar

seperti Jakarta, Bandung  dan lainnya, terlihat kehidupannya jauh lebih baik. 
Tapi hanya orang-orang tertentu saja yang berani berhijrah ke luar tanah kelahiran dan itu tidak lebih dari 15% nya.
Kondisi masyarakat yang agraris memang sangat tidak menguntungkan saat ini.
Karena disaat biaya bercocok tanam hampir impas dengan hasilnya, menjadikan masyarakat di Desaku persis seperti yang di katakan Bang Haji Rhoma Irama dalam salah satu bait syair lagunya yaitu “ Gali Lobang Tutup Lobang”. 
Kalau ini terus-menerus terjadi maka yang namanya hidup sejahtera tetap hanya menjadi sebuah angan-angan dan impian.
Apa yang terjadi di daerah tempat aku rasanya cukup mewakili desa-desa di negeri ini.
Kami berharap pihak Penmerintah segera kembali berpikir untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya. 
Mereka miskin bukan karena malas...!!!
Tapi disebabkan tidak adanya peluang dan kesempatan yang memadai untuk mensejahterakan dirinya. 
Bagaimana yang terjadi di tanah kelahiran anda tidak jauhkah perbedaannya..???.
Bunder Jimpret Tanah kelahiran yang selalu membawa kenangan dimanapun aku berada...
Tanah kelahiran yang selalu memberi aku inspirasi dan motivasi untuk terus bertahan menjalani hidup ini.
Yang dulu sewaktu kecil memberi pelajaran berharga tentang agama dan bacaan Al-Qur'an.
Itulah sekilas tanah kelahiranku yang selalu membawa kesejukan.
- See more at: http://deddydoank.blogspot.com/2013/09/bunder-jimpretku.html#sthash.oHoWbc82.dpuf

Socializer Widget By Blogger Yard
SOCIALIZE IT →
FOLLOW US →
SHARE IT →

0 komentar:

Posting Komentar